Thursday, September 23, 2010

Spesies Langka

Spesies langka
Beberapa spesies secara alamiah adalah langka dan mampu untuk berada di alam di dalam populasi yang kecil. Rabinow (1981) mengidentifikasi tujuh tipe kelangkaan berdasarkan tiga karakteristik :
1. Ukuran kisaran geografi (besar vs kecil)
2. Spesifitas habitat (lebar vs kecil)
3. Ukuran populasi local (tinggi vs rendah)
Klasifikasi ini memberikan delapan kemungkinan kombinasi dan menegaskan bahwa spesies tidak perlu memiliki populasi yang kecil, atau habitat spesifik yang amat sangat, untuk menjadi ‘langka’. Semua kombinasi memiliki 3 karakteristik, kecuali kombinasi besar-lebar-tinggi yang diilustrasikan oleh banyak spesies umum, menjelaskan tipe-tipe kelangkaan yang berbeda. Sebagai contoh New Guinea harpy eagle (Pandion haloaetusi) tersebar luas, tetapi memiliki kebutuhan habitat yang sempit karena elang ini memakan ikan secara eksklusif.

Hutan tropis adalah komunitas terestrial yang paling beranekaragam, berisikan sekitar 50% dari jumlah spesies di muka bumi, tetapi densitas populasi individu di hutan tropis cenderung sangat rendah. Pada pulau Barro Colorado di Amerika Tengah, 1/3 spesies pohon berada pada densitas yang kurang dari satu individu per hektar. Spesies langka ini memiliki preferensi habitat yang sangat spesifik, beberapa hanya berada di bukaan hutan pada waktu dan cahaya tertentu. Hutan tropis juga merupakan rumah bagi sejumlah besar spesies endemik – spesies asli yang ditemukan hanya ada di lokasi tersebut. Cagar alam Rio Palenque di Equador dengan area 0.8 Km2 memiliki 250 tumbuhan endemik. Kepulauan juga memiliki endemisme tingkat tinggi; Isolasi kepulauan dan rendahnya tingkat migrasi dan pertukaran genetic dengan populasi lainnya mengakibatkan biota unik untuk berevolusi.

Kelangkaan adalah konsep multifase dan tiap spesies dapat menunjukan derajat perbedaan pada tingkat global, regional dan lokal. Red backed shrike adalah burung yang langka di Inggris terletak pada tepian rentang ekologi dan dengan hanya sedikit pasangan kawin yang terletak di kawasan East Anglia, padahal spesies ini umum dan tersebar luas di Eropa.

Walaupun banyak spesies berstatus langka oleh keadaan ekologi mereka sendiri, banyak spesies lainnya yang langka berdasarkan hasil aktivitas manusia. Beberapa spesies lebih peka terhadap perubahan anthropogenic dan kelangkaan dari faktor lainnya. Spesies dengan kemampuan penyebaran yang buruk atau perilaku 'tidak berpindah' tampakanya akan rentan terhadap hilangnya habitat dan fragmentasi habitat. Banyak kupu-kupu, seperti marsh fritiality (Euphydras aurinia), dan serangga yang berasosiasi dengan pohon yang mati dan membusuk cocok dengan kategori ini, sebagai contoh, oleh drainase atau forest clearance.